Jujur aja yah , gue bingung mesti tulis apa pada awal kalimat tulisan gue ini . Gue bingung , gue tanya Albert Einstein, gak mungkin banget soalnya mana tau dia tentang kaya gini, yang ada dia bakal jawab dengan rumus-rumus yang bakal bikin gue kejang-kejang dan masuk ICU selama beberapa bulan karena reaksi kimia yang bakal mengkontaminasi gue. Apalagi gue tanya sama Kepala Sekolah gue, yang ada gue diceramahin berjam-jam karena cuma kasus gue yang udah menumpuk di otak beliau. (*gak jelas banget kan ? gue aja bingung).
Ya sudah,akhirnya dengan jas hitam, celana bahan hitam serta dasi kupu-kupu yang menempel akhirnya gue temukan apa yang mesti gue ucapkan di awal kalimat tulisan gue ini .
Assalamualaikum wr.wb , salam sejahtera buat kalian semua .
Sesuatu banget kan ? hahaha . cocok banget tuh kalimat buat awalan tulisan gue .
Entah kenapa gue pengen banget nge-post tentang bagaimana perjalanan kisah hidup gue sebagai pelajar, yang tentunya Pelajar Oon.
Kenapa harus Oon, kenapa gak bodoh tolol goblok dan sekawan-kawannya?
Karena menurut gue Pelajar Bodoh udah hak cipta punya Raditya Dika. Lalu tolol dan goblok, sepertinya gak enak untuk dicerna di usus karena mengandung boraks dan bahan pengawet lainnya.
Awalnya gue pengen banget nulis tentang apa yang ada di kehidupan gue sebagai Pelajar Oon karena tulisan-tulisan gue di facebook . Gue tulis di note, yang akhirnya banyak yang menyukai tulisan gue . Entah apa itu alesannya , gue pun gak tau . Yang penting gue tetep positive tingting aja, mereka suka tulisan gue dan gue bakal tulis buat mereka .
Gue memang selalu berimajinasi untuk jadi penulis sekelas Raditya Dika ( @radityadika ) yang dengan segala kemampuannya bisa membuat banyak buku yang menarik untuk dibaca. Atau menjadi sosok Arief Muhammad ( @poconggg ), sosok jomblo ngenes yang tanpa basic penulis sekalipun bisa menghasilkan buku Poconggg Juga Pocong yang berhasil laris manis tanjung priuk di pasaran .
Tapi ini diri gue, ini hidup gue . Gue bukan Raditya Dika ato sosok jomblo ngenes layaknya Poconggg . Gue hanyalah ..... gue yang pengen punya buku karya gue sendiri (*MAKK EMAAKK, INYONGE BISA GAWE BUKU!!!! = Translate Ngapak Language : Makk Emaakk, Gue bisa buat buku)
Tanpa banyak kalimat yang gue tulis dalam sapaan gue ini , langsung aja lo semua pantengin cerita gue sebagai Pelajar Oon dan gue pesen buat lo semua apapun yang lo baca dalam tulisan gue ini, gue minta tolong untuk gak perlu nge-bully gue atas tulisan gue yang kacau balau ini. Karena lo tau sendiri, GUE PELAJAR OON. Setubuh sobat-sobat Oon cemuuaaannyyaah ??? ceumungudh yach bu4t ng3b4c4ny4acH (*maaf atas ke-4L4Y-an tadi. Gue khilaf*)
#SENIN = MALAPETAKA
Kenalkan nama gue, Demitri Saklitunov. Nama yang keren, tapi kenyataannya itu bukan nama gue, melainkan itu singkatan yang sengaja gue pakai biar keliatan gue asli Rusia, tetapi usut punya usut nama tadi berarti saDEMI TRIani SAbtu KLIwon TUjuh NOVember.
Sademi adalah nama bokap gue, Triani adalah nama nyokap gue dan lahir gue sabtu kliwon 7 november. Nama gue sebenarnya adalah Oni, Yap! Just "ONI" , itu berdampak bagi hidup gue sekarang. Karena gue pelajar, gue oon dan gue bingung, kenapa Oon dan Oni sangat berkesinambungan.
OK! Lupakan nama gue, karena gue paham betul, sebagai pelajar gue termasuk tinta merah di dalam dunia pendidikan ini. Miris memang!
..........
"ONIIII BANGUUUUNNN!! ONIIII" Suara petir keluar dari mulut nyokap gue menyambar keheningan pagi ini.
Alhasil gue terbangun dari Wet Dream (baca : mimpi basah) gue. Suara nyokap gue sangat mengganggu kenikmatan gue, saat hendak berhasil mencapai puncak kenikmatan bersama gadis seksi khas majalah playboy yang semalam habis gue baca.
Seperti biasa, gue terbangun dengan kentutan khas gue dan membersihkan belek (baca : kotoran mata) gue dengan kedua mata gue. Dengan rasa malas, gue beranjak dari kasur gue menuju kamar mandi. Tentunya sesampai di kamar mandi, gue gak lekas untuk melucuti kaos dalam dan boxer gue. Melainkan, dengan ritual garuk-garuk pantat terlebih dahulu serta menikmati sebatang rokok sembari gue nongkrong di atas jamban gue, baru gue lekas mandi.
Masih dengan rasa malas dan kantuk yang hinggap di diri gue ini, selesai mandi dan memakai seragam kebesaran anak SMA (*putih abu-abu), gue mengendarai sepeda motor gue menuju sekolah dengan ditemani alunan musik #NP Maher Zein ft Ayu Ting Ting - Insya Allah Gak Salah Alamat.mp3. Yap! Gue berangkat sekolah pada hari SENIN !! gue pertegas lagi, hari SENIN SENIN SENIN !!
Oh iya, sampai lupa gue. Nama sekolahan gue itu SMK Asti Dharma dan gue sekolah disitu dengan ambil jurusan akutansi.
Sebagai pelajar tentunya bertemu hari senin adalah suatu malapetaka yang menghadirkan segala nasib buruk bagi umat yang hidup dalam dunia pendidikan ini, termasuk Gue. Gue tegasin lagi ! GUE TERMASUK PELAJAR YANG KAGAK DOYAN HARI SENIN !
Kenapa banyak pelajar, termasuk gue gak suka hari senin. Karena di hari yang fana ini gue bakal nemuin segala macam pelajaran yang tentunya gak ada kata pelajaran santai. Semua mata pelajaran yang bakal gue temuin adalah tentang rumus-rumus yang notabene bakal bikin pengusaha obat sakit kepala makin kaya raya serta tentang teori-teori menumpuk yang gue males ngebacanya.
Sesampai di sekolah. Awal malapetaka gue dimulai dengan upacara yang hukumnya wajib buat seluruh warga sekolah untuk mengikuti upacara tersebut.
Bagi gue mengikuti upacara di hari senin itu kaya lo lagi ngerjain UTS matematika tapi lo juga kebelet pengen boker, menyiksa! Karena di dalam upacara ini sendiri, di dalamnya terselip hal-hal yang menurut gue memalukan.
Kenapa, kenapa, kenapa dan KENAPA ????
Karena gue mengalami sendiri. Disaat upacara berlangsung, selalu ditengah-tengah atau di akhir upacara bakal ada celotehan akan kesalahan yang gue buat. Entah itu rambut gue yang dikata rambut gembel, entah itu celana osis gue yang ketat dari pantat hingga mata kaki, entah itu baju osis gue yang sama sekali gak ada bet yang menempel. Nyesek memang! Dan untungnya memang bukan cuma gue yang mengalaminya, yang mungkin bisa mengurangi dosa yang gue perbuat.
Dan disinilah bakal ada pergantian profesi dadakan! Anda tau apa itu?
*JENG JENG JENG*
Guru berkacamata tebal dengan rambut yang memutih dan busa yang keluar dari mulut akibat menelan sabun saat mandi pagi hari akan berubah seketika menjadi tukang cukur dadakan !
Dan dengan gunting kertas yang sudah berkarat itu, dia memanggil gue dan murid lainnya dengan desahan yang gak bikin nafsu, malah menjijikan .
"Hei kamu Jetet ! Nanda ! Mulyo ! Anto dan kamu ONIII !! kemari kalian berlima !!" Kata Guru bagian kesiswaan gue.
Dengan langkah berat, gue dan ke 4 sobat gue melangkah, terus melangkah layaknya video clip band papan atas Indonesia, yang sekarang sedang vacum manggung karena vocalisnya terjerat kasus video kuda-kudaannya .
"Kalian berlima tidak bosan-bosannya untuk membuat ulah ya?" Bentak guru gue.
"Kami sebenarnya bosan Pak. Yang gak bosan itu Bapak, kenapa Bapak yang sudah tua ini gak menyimpan tenaganya untuk diam di ruangan, menghemat nafas yang mungkin sebentar lagi malaikat bakal sms bapak untuk kembali ke peraduan." Timpal Jetet, sobat gue.
"Kamu diam! sudah salah, masih berani membantah. Sekarang kalian berlima, JONGKOK !! Rambut gondrong, gak rapi ! Mau jadi apa kalian?" Bentak guru gue (lagi) .
"Yang pasti saya gak mau jadi kaya Bapak." Sahut gue.
"Bapak bilang DIIIAAAAAMM !! Sekarang buka topi kalian." Bentak guru gue (lagi lagi).
KRESSS, KRESSS, KRESSS . Suara renyah bukan krupuk itu terdengar jelas sekali di telinga gue, saat gunting laknat itu menggunting rambut ala Punk Jawa gue dan sobat-sobat koplak gue, tragis memang.
"Sekarang kalian berdiri dan lari keliling 5x!" Bentak guru gue (lagi lagi dan lagi)
"Pak, dicukur rambutnya saja sudah cukup memprihatinkan. Ini ditambah lari lagi? Sungguh sakit rasanya Pak." Tegas Nanda.
"Jangan banyak komentar. Berdiri dan laksanakan!"
Hupp... Hupp... Hupp.. Hupp.. Gue dan sobat koplak gue berlari mengelilingi lapangan sekolah dengan rasa malu dilihat dengan senyuman kampret satu kompeni siswa sekolah gue. It's so kampret guys !! Gue dan sobat koplak gue udah dapet cukuran abstrak ditambah pula lari keliling lapangan.
Di dalam hati, gue berdoa semoga yang baca tulisan gue dengan rasa syukur karena gue kena apes bakal kena hukuman yang lebih dari yang gue alamin . AMINN !!
"Sudah Pak!" Kata gue.
"Sekarang kalian ke guru piket untuk minta surat ijin masuk kelas." Jawab guru gue.
"Ya...!" Sahut gue.
Seperti biasa, jika keterlambatan masuk kelas menghampiri siswa-siswa sekolah gue, ritual wajibnya adalah menemui guru piket untuk meminta surat ijin serta menulis dalam sebuah buku catatan kejadianyang terjadi. Buku catatan kampret yang notabene sebagai bukti bahwa siswa yang namanya penuh terisi dalam buku catatan kejadian itu adalah siswa dengan gelar Blacklist, dan lagi-lagi gue termasuk dalam buku kampret tersebut.
Bukan cuma malapetaka tadi yang gue harus terima dengan hati menangis. Tapi, setelah gue mengisi buku kampret tadi. Malapetaka akan benar-benar terjadi. Gue bakal nemuin yang namanya rumus-rumus dan teori-teori bangke yang udah siaga satu buat membebani otak gue.
Tokk..Tokk..Tokk..
"Permisi Bu," Kata gue dengan sopan.
"Masuk. Habis darimana kamu?" Kata Bu Yuni, guru matematika gue.
"Tadi abis dapet hukuman sama teman-teman yang lain bu." Sahut gue.
"Kalian ini, selalu saja buat masalah. Lihat anak-anak yang lain, tertib semuanya. Sekarang duduk dan memperhatikan pelajaran bukan bercandaan!" Kata Bu Yuni.
"Iya Bu, makasih." Sahut gue dan sobat koplak gue.
Bu Yuni adalah guru matematika gue, yang dengan paras yang cantik namun dengan postur pendek itu memang terlihat sangat friendly dengan semua murid. Tapi kalau sudah berhadapan dengan gue dan sobat-sobat gue, Bu Yuni gak segan-segan untuk memberikan komentar pedasnya.
"Sekarang semuanya mengerjakan soal-soal yang kemarin ibu berikan. Jangan ada yang ribut ! kerjakan !" Kata Bu Yuni.
Ya Tuhan, cobaan apa lagi ini. Gue harus ngerjain soal matematika yang naudzubile rumus-rumusnya udah bisa hipnotis gue buat tertidur pulas. Alhasil dalam hitungan menit gue menikmati surganya dunia saat matematika datang dan gue tertidur pulas..
Zzz ... Zzz ... Zzz ...
"Aaww.. Aaww !" Gue terbangun.
"Oni ! Kalau kamu gak niat buat belajar. Silahkan keluar sekarang." Kata Bu Yuni dengan suara yang menggelegar .
Gue panik, gue sih seneng banget kalau gue keluar dan gue bisa santai-santai di kantin sekolah. Tapi kalau gue keluar beneran, dikira gue ngelawan guru yang bakal berimbas ke nilai gue yang turun. Bokap nyokap gue juga bisa-bisa terjun bebas dari tower radio gara-gara ngenes liat anaknya yang tampan rupawan ini ternyata mempunyai "IQ TIARAP".
"Saya lanjutin belajarnya Bu." Kata gue biar pencitraan gue membaik.
"Ya sudah. Yang serius kalau belajar kamu itu sudah kelas XII." Kata Bu Yuni dengan nada lebih rendah dibanding tadi.
Dan dengan rasa tidak ikhlas, gue pun mengikuti apa kemauan guru gue.
..........
TEEET TEEET .. Ya Tuhan, sujud syukur akhirnya bel istirahat juga. karna bagi gue, yang gue tunggu saat ada di sekolah cuma 2, yaitu BEL ISTIRAHAT dan BEL PULANG.
Gue selalu manfaatin istirahat 15menit untuk sedikit rebahan supaya nanti saat pertandingan babak ke-2 nanti gue tampil maksimal buat nge-bully Real Madrid (*stopp! ini sangat jauh dari topik pembahasan)
Di 15menit countdown ini, gue dan sobat koplak gue dengan semangat 45 yang bergelora karena akan memproklamasikan kemerdekaan Indonesia berjalan melewati lorong-lorong sekolah di tengah keramaian siswa menuju surga dunia. Ya! tempat favorit gw, gak salah lagi itu adalah KANTIN .
Di kantin ini, gue bisa mengekspresikan tampang oon gue. Kenapa? Karena eh karena dengan tampang tanpa dosa gue ini ibu kantin selalu percaya sama gue kalo gue itu cuma makan gorengan 1 sedangkan yang masuk ke perut gue 3-4 biji. Sungguh prestasi yang membanggakan (*menurut gue)
Setelah selesai gue memanipulasi data gorengan yang gue embat dari setumpuk gorengan ibu kantin. Gue dan sobat koplak gue bergegas kembali ke kelas, karena saat ini akan terjadi pertumpahan darah yang diakibatkan gue bakal bertemu dengan pelajaran *LAGI* yang bakal di komando oleh Kepala Sekolah gue.
Ya! Kesialan gue bakal menumpuk saat kenyataanya Kepala Sekolah gue mempunyai tugas ganda, selain harus mengurus sekolah yang notabene sering bolak-balik keluar kota untuk mendapatkan bantuan untuk perbaikan atap sekolah yang masih dihiasi dengan ilalang, beliau juga harus mengajar siswa-siswa yang patut diberi simpati lebih extra.
Tapi kenapa mesti gue yang kebagian jatah harus diajar oleh beliau? KENAPAAAAAA?? Ini sama aja gue harus extra hati-hati untuk menutupi keOon-an gue. Apa mesti gue menutupi wajah gue dengan kardus bekas mie instan agar wajah gue gak dikenali? It's so kampret guys!
Bayangin aja, gue pemalas, jorok, super OON. Sangat Imposible kalau beliau sampai gak ngenalin gue, karena manusia yang sudah berevolusi dari kepsekcanthropuserectus itu udah mempunyai volume otak yang lebih besar untuk menghafal 100 nama lebih yang tercantum dalam blacklist, termasuk GUE !
Boom .. Boom .. Boom .. Suaranya terjelas terdengar di telinga gue. Pertanda buruk yang selalu hadir ketika dalam jarak 10 Meter langkah beliau sudah ter-bluetooth ke otak gue yang mengakibatkan gue mendadak keringat dingin .'
"Se.. Seee.. Seelaaamaat paagi buu." Sahut seluruh siswa di kelas gue dengan terbata-bata.
Oh My GOD !! Ini neraka !!
Dengan jurus kagehusshusskepsek yang baru gue pelajari dari dunia persilatan di jepang, gue mulai baca mantra "Asemlehe asemlehe pret kutukupret ahlan ahlan wao te cing cing.. dari tanah kembali ke tanah.. busssss!"
Hell Yeah ! Kepsek gue berhasil ....... berhasil melanjutkan untuk mengajar di kelas gue. Alhasil gue tertunduk lemas atas sikap oon gue dengan menghiasi wajah gue dengan serutan pensil.
"Tugas kemarin sudah di kerjakan selesai?" Tanya Kepsek gue.
"Belum bu." Jawab salah satu teman gue dengan bulu kuduk yang merinding.
"Kenapa sampai belum dikerjakan? Kalian itu sudah kelas XII, kalian masih mau main-main aja? atau kalian memang gak mau lulus dari sekolah ini?" Kepsek gue mulai memanas.
"Mau bu.." Jawab siswa sekelas kompak
"Kalau kalian mau kenapa kalian gak mau untuk belajar. Kalian itu seharusnya sadar, tidak perlu guru untuk menegur untuk niat belajar. Disekolah cuma buat tidur-tiduran bercanda, dirumah gak pernah belajar juga. Bagaimana nasib kalian nanti !" kata Kepsek gue dengan nada yang mulai naik 1 oktaf.
"................." siswa 1 kelas pun hening, berharap ada keajaiban yang membuat kepsek lebih jinak .